Rabu, 20 Juni 2012


 MAHA SIVARATRI 


Berusaha Mendapatkan Kesadaran Diri 


            Pada hari ini adalah Hari Suci Sivaratri yang di jadikan sebagai momentum untuk meningkatkan Spiritual/kerohanian. dengan penyadaran diri oleh seluruh umat Hindu khususnya di Indonesia. agar terhindar dari perbuatan buruk, sebagai manusia kita sering lupa karena keterbatasan, karena itu setiap sasih kapitu (bulan ketujuh) atau peteng pitu di langsungkan upacara Sivaratri dilakukan secara fisik dengan penjagraan artinya sadar orang yang sadar akan waspada supaya terhindar dari perbuatan buruk. Bapak-bapak dan Ibu-ibu seta seluruh umat Sedharma yang kami hormati dan berbahagia apakah Sivaratri ini disebut malam peleburan dosa apa memang benar sebagai malam Kesadaran? jika Sivaratri (malam Bhatara Siva) sebagai malam peleburan dosa maka keyakinan umat Hindu tentang konsep karma phala (hukum sebab-akibat) yang terdiri dari bagian Sancita,Prarabda dan kriyamana karma phala inijadi bagaimana bapak dan ibuseta seluruh umat sedharma,bahwa Sivaratri ini sebagai malam kesadaran. Idealnya Orang akan memiliki berfikir jernih kalau atmannya yang suci menyinari budinnya/alam kesadaran , sedangkan budhinnya menguasai manah dan manah akan menguasai indrianya, nah bapak dan ibu seta seluruh umat sedharma yang terhormat. kita semua harus di upayakan agar limba-limba yang mengotari jiwa itu selalu di upayakan untuk di lebur agar terhindar dari perbuatan yang gelap, sehubungan dengan itu karena itulah Sivaratri di sebut “Malam Kesadaran” bukan malam “Pelebuan dosa” memang sich orang yang sadar akan hakekatnya akan tarhindar dari perbuatan dosa yaitu dengan jalan apa? dengan memusatkan pikiran kepada kesucian Siva. 

             sebagai aspek pelebur kegelapan yang menghalangi alam kesadaran untuk mendapatkan sinar suci tuhan, supaya budhi akan menguatkan pikiran untuk mengendalikan indriya dan Tri Guna. dalam kitab Sarascamuschaya disebutkan :
 Manusya sarva bhutesu
 vartate vai subha subhe 
ashubesu samvistam 
shumbhesve wa karayet.
            diantara tiga mahkluk yang ada di muka bumi ini, hanya yang dilahirkan sebagai manusialah yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk . apa yang bisa membuat manusia berbuat baik dan melebur perbuatan buruk itu dalam diri kita?
1. Orang yang sadar akan bisa mengendalikan Ti Kaya Parisudha. pikiran, pekataan dan perbuatan. berfikir yang baik kita berfikir positif akan tindakan seseorang tidak mencari kesalahan orang lain, mencari cari kesalahan
 2. berkata yang baik kalau kita salah dalam pekataan ibarat pisau lebih tajam dari pekataan,sudahlah kita mengurangi menggosipin orang, menghargai pendapat orang lain.
3. Berbuat baik dengan cara menghormati orang lain menolong yang sedang membutuhkan bantuan yang penting niatnya baik.

          Selain itu kita juga harus mengekang hawa nafsu mengendalikan diri dari Sadripu (enam musuh yang ada dalam diri manusia) kama(keinginan), lobha(rakus/tamak), krodha(marah), mada(mabuk), moha(bingung) dan matsyaria(iri hati). Sebagai manusia kita harus menghilangkan kemabukan, kemabukan yang di maksuk adalah Sapta Timira kita diwajibkan untuk mengendalikan kesadaran dalam sasih kapitu ini ( peteng pitu) ,sekaligus menetralkan pengaruh buruk pengaruh buruk yang harus dinetralkan adalah sombong karena tampan/cantik, sombong karena kaya raya, sombong karena pandai, sombong karena keturunan orang besar, sombong karena kuat dan masih muda, lupa diri karena mabuk dan lupa diri karena pemberani, ini peteng pitu yang ada dalam diri yang harus kita sadarkan. Lalu karakter ganas dan liar dari sasih kapitu yang dimulai sejak sasih keenam , yaitu alam sudah mulai kotor dan cemar, ditandai dengan pancarobha dari panas ke hujan , awal berkembangnya penyakit, termasuk hama tumbuhan,hujan mulai deras, musim buah, banyak lalat, angin laut berhembus kencang biasanya pada sasih keenam di laksanakan upacara ”nangluk merana” untuk menolak bencana dan mara bahaya akibat keganasan alam semakin banyak bencana alam, kecelakaan lalu lintas serta godaan-godaan karena nafsu-nafsu hewani mulai merasuk ke manusia karena tidak bisa mengendalikan pengaruh dari peteng pitu ini.

               Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang berbahagia bagaimana cara kita untuk mengntisipasi kejadian bencana alam ini? Beruntunglah kita sebagai umat Hindu di berikan karunia Sivaratri, sebagai perwujudan Siva sebagai kasih kepada manusia apalagi kondisi di negeri kita ini tidak menentu dari hari ke hari, kiranya Sivaratri harus di pahami serta dapat di manfaatkan dengan baik umat Hindu untuk keselamatan, kerahayuan dan kedamaian alam semesta, jika Sivaratri tidak dimanfaatkan dengan baik maka perjalanan akan lebih berat dalam menghadapi bulan berikutnya
Sasih ke-8 hujan menguyur deras dimana-mana musim hujan memuncak disertai banjir bandang, langit mendung mengelantung, angin berhembus kencang, udara dingin tetapi entah kenapa.
 Sasih ke-9 limbah di alam mencapai puncaknya, bencana semakin meningkat pada manusia, tumbuhan dan ternak peliharan , udaranya panas pengap, hujan lebat datang tak disangka-sangka, manusia ditandai dengan pertikaian-petikaian, penyakit aneh muncul, orong cepat naik darah dll untunglah pada akhir bulan ini umat hindu melaksanakan tawur! Oleh karena itu pelaksanaan Sivaratri pada tilem kapitu akan menjadi sangat penting bagi umat hindu sendiri dan juga mengantisipasi bulan-bulan berikutnya sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita umat Hindu untuk mengabaikan Sivaratri.
             Bapakdan Ibu serta seluruh umat hindu yang berbahagiaapa yang harus kita lakukan di hari Sivaratri ? Pada dasarnya adalah kegiatan Namasrahanam kepada Siva, yaitu selalu ingat dengan namanya wujud dan kuasa Tuhan sebagai pelebur yaitu Siva dengan mengulang-ulang nama Siva OM NAMA SIWAYA dengan terus menerus maka diharapkan kegelapan bathin akan hilang sehingga lahirlah kesadaran budhi Dalam sumber ajaran Sivaratri di India, setiap menjelang bulan mati umat hindu melaksanakan Siwaratri dan setiap tahun melaksanakan Maha Sivaratri (antara pebruari-maret) sumber dari sastra purana Siva purana, skanda purana, Garuda purana, dan padma purana ada juga di Indonesia sumber dari lontar yaitu Siwaratrikalpa karyadan Arjuna wiweha. Kalau kita lihat dari lontar Siwaratri kalpa di jelaskan silubdaka seorang pemburu yang masuk sorga. lantas apaya, yang membuat lubdaka ini mendapatkan tiket masuk sorga??????????
           Bentuk pelaksnan Sivaratri Kanista adalah dengan jagra /melek semalam suntuk, sambil memusatkan pikiran pada Siva dengan membahas Sastra-sastra Agama melakukan japa dengan mengucapkan OM NAMA SIVAYA berulang ulang. Bentuk pelaksaan yang madya adalah jagra dan upawasa, upawasa artinya artinya kembali suci dengan melatih indriya untuk mencoba melepaskan nikmatnya makanan yang hanya sebatas lidah. Latihan upawasa melahirkan sikap yang tidak terikat pada makanan enak, upawasa dilakukan pada pagi hari saat matahari terbit pada panglong 14 sampai besoknya pada sasih kapitu saat matahari terbenam selama 36 jam. Bentuk pelaksanaan uttama adalah jagra, upawasa dan monabrata, mona artinya tidak berbicara tujuanya adalah melatih diri dalam hal berbicara agar terkendali/ agak membatasi bicara bermanfaat untuk membangun energy positif yang memberikan kesehatan, ketenangan dan kesucian; sehingga kita bisa merasakan kebahagiaan batin .

             

                    Dari sumber-sumber mengenai Sivaratri bahwa kita harus berusaha membangun kesadaran diri,supaya terhindar dari perbuatan buruk,sehingga pada hari ini hari minggu kliwon sasih kapitu merupakan hari yang sangat disucikan berkaitan dengan penyadaran diri mudah-mudahan kita semua mampu memahami, menguraikan serta mengaplikasikanya dengan kesadaran. Demikianlah yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua sehingga Om awignmastu shanti/kedamian itu sendiri baik secara jasmani maupun rohani akan kita Raih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar