Minggu, 10 Juni 2012


 CONTOH

DHARMA WACANA

                  Terima kasih atas kesempatan yag di berikan kepada kami. Sambil menunggu selesai pemercikan Tirta di kesempatan yang berbahagia ini, saya mewakili STAH DNJ untuk menyampaikan pesan Dharma. Semoga pesan Dharma ini menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi ita semua. Pertama-tama mari kita haturkan puja Astungkara kita kehadapan Gusti Sang Hyang Widhi Wasa karena atas asungkerta waranugrahanya kita bisa berkumpul di pura (…..) yang suci ini dengan keadaan sehat dan selmat serta tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga mari kita haturkan puja Astuthi bhakti kita kehadapan para Maha Rsi, Leluhur, dan para Guru yang telah membimbing kita semua hingga sampai sekarang ini. Kepada seluruh Pinandita yang telah disucikan. Kepada yang terhormat Sesepuh dan Pinisepuh serta tokoh umat Hindu yang hadir pada kesempatan hari ini. Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang kami hormati. Di kesempatan yang berbahagia ini, sebelumnya kami menyampaikan Astungkara Panganjali “OM Swastyastu” Topik: Hari Suci Agama Hindu Tema:Hari Suci Tilem Judul: Kebersamaan dari Sebuah Pura Pada hari yang berbahagia ini kita berkumpul di pura yang di sucikan ini, untuk melaksanakan persembayangan Tilem, menghaturkan Bhakti kepada Hyang Widhi agar selalu mendapatkan sinar sucinya, sehingga dalam menghadapi kehidupan ini kita senantiasa dalam berada dalam kebenaran yang penuh dengan kerahayuan, Aman-tentram, rukun dan damai, sebagai umat beragama, kita wajib menjalankan kwajiban sesuai dengan ajaran-ajaran Agama Hindu. Di samping itu sebagai orang berbangsa. Sebagai warga Negara wajib melaksanakan kwajiban demi kedamaian Negri ini Bapak-bapak dan ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang penuh dengan karunia. Apakah kita semua sudah mengetahui keadaan Globalisasi yang tidak ada kepastian ini untuk berbuat Kebaikan? Hidup yang mementingkan dirinya sendiri daripada orang lain, Umat Hindu kalau persembayangan tilem umatnya sedikit yang bersembayang dan apakah kita sudah mengayati apa itu sembayang yang di tujukan kepada Hyang Widhi? Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta seluruh umat sedharma yang berbahagia Harusnya secara rutin, kita melakukan persembayangan di pura dalam kebersamaan menyatukan pikiran dan tindakan, yang terpusat pada satu titik yaitu kebesaran Sang Hyang Widhi
.

Oleh karena itu,hendaknya dalam kesempatan yang seperti ini, kita benar-benar menghayati, sehingga kita benar-benar mendapakan dan merasakan manfanya. Apalagi di jaman globalisasi ini manusia megabaikan kebenaran Tuhan, mereka semua tahu bahwa itu salah tetapi masi saja melakukanya. Karena mereka mengabaikan Tuhan itu sendiri. Misalnya; sederhananya orang korupsi/korupsi waktu, katakanlah seorang dosen, pak dosen itu tahu bahwa korupsi waktu itu salah tetapi demi menghabiskan materi di lanjutkan saja atau yang berbau politik dan lain sebagainya. Selain mengabaikan Tuhan pembentukan karakternya (character building) kurang terbentuk dan karena berbagai factor yang mempengarui, sering kita gagal dalam penghayatan, sehingga kita bisa merasakan karunia Hyang Widhi selama berada di lingkungan pura, lalu setelah meninggalkan pura, kita kembali pada kondisi yang semula, ini yang sering terjadi dan harus di waspadai agar kita sembayang di pura tidak seperti “tamu“ setelah di sediakan minum kita pergi tanpa terima kasih karena apa? Karena tidak merasakan sesuatu yang membekas dalam diri memang sulit untuk menghayati tetapi semua tidak ada yang sulit asalkan kita mau berusaha. Bapak dan Ibu serta seluruh umat sedharma yang kami hormati perlu kita pahami juga bahwa menhayati ajaran agama tidak hanya di pura saja, tetapi hendaknya yang kita serap dari sebuah pura, membekas dan memberian kesan serta menjadi pedoman dalam langkah-langkah kehidupan kita sehingga kedamaian yang kita dambakan benar-benar menjadi kenyataan. Bapak dan Ibu serta seluruh umat sedharma yang berbahagia persembayangan tilem maupun purnama di nyatakan jelas dalam kitab Srauta-srauta sebagai bagian dari kitab kalpa, yang merupakan salah satu kitab Vedangga, upacara persembayangan ini di sebut dasa purnamamasa. Dalam (Manawa Dharma Sasatra 1v.229) Varidas trptimapnoti Sukham aksayyamanadah Tilah pradha prajamistm Dipadas cakshui uttamam Artinya: Seseoramg yang telah memberikan air dengan tulus,akan mendapatkan kepuasan dalam hal makanan dan minuman, yang memberi makanan akan menerima kebahagiaan yang tak terbatas, yang memeberikan biji wijen akan menerima keturunan yang di idamkan, pemberi lampu akan menerima pengilihatan yang luar biasa. Ini semua adalah mengenai dana punia. Dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih, bahwa sesungguhnya punia bukan hanya uang untuk kita di pura saja, melainkan kita juga harus melihat orang yang berada di sekeliling kita yang membutuhkan uluran tangan panjenengan sedoyo dengan ikhlas membantu. Bapak-bapak dan Ibu- ibu yang kami hormati. Dengan pemahaman seperti itu bahwa sesungguhnya persembayangan tilem maupun purnama baik di mrajan maupun di pura jagad seperti saat,, ini memang mengandung makna yang luas dan nilai yang tinggi yang tidak lepas dengan kehidupan kita semua , Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini, kita semua harus megoreksi diri kita sendiri supaya ingat bahwa kita umat Hindu yang enggan ke pura, kita berubah supaya kita bisa meluangkan waktu untuk hadir dan bersama-sama menghaturkan bhakti sebagai kuwajiban kita sebagai umut Hindu. Demikianlah yang dapat kami sampaikan muda-mudahan kita semua bisa mampu memahami, menguraikan dan mempraktekan dalam kehidupan kita berdasarkan kebajikan, semoga itu semua bermanfaat bagi kita semua sehingga Om Awignamastu Shanti atau kedamaian itu sendiri baik jasmani maupun rohani dapat kita Raih. Sekian kami akhiri dengan puja asesanti “joyo-joyo wijayanti lebur deneng pangastuti mugi kalis ing sambi kolo” Om shanti, shanti,shanty Om Rahayu,Rahayu,Rahayu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar